MAKALAH HUBUNGAN NEGARA INDONESIA DENGAN NEGARA MALAYSIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Hubungan antara Indonesia dan
Malaysia beberapa kali mengalami pasang surut. Indonesia dan Malaysia merupakan
negara yang bertetangga dan satu rumpun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian rumpun memiliki arti antara lain, kelompok tumbuhan yang tumbuh
anak-beranak seakan-akan mempunyai akar yang sama, golongan besar bangsa atau
bahasa yang sama asal dan jenisnya atau orang-orang yang seketurunan sama nenek
moyangnya. Begitu juga dengan Malaysia dan Indonesia yang mempunyai beberap
kesamaan.
Kesamaan antara Indonesia dan Malaysia yang pertama
yaitu kesamaan bahasa. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa melayu. Bahasa ini
dapat ditarik ke belakang pada masa kejayaan Kesultanan Malaka pada 1414, yang
memiliki cakupan wilayah peninsula Melayu dan sebagian wilayah Sumatera. Pada
masa tersebut, bahasa Melayu telah berkembang dengan pesat seiring dengan
tingginya intensitas hubungan perdagangan di wilayah tersebut. Kedua, dari
aspek antropologis, suku Melayu merupakan etnis mayoritas di Malaysia (50,4
persen) yang memiliki status yang cukup berpengaruh dalam kehidupan sosial,
ekonomis, dan bahkan politis. Fakta akan status dominan tersebut telah menciptakan
persepsi umum bahwa Malaysia yang berakar pada etnis Melayu memiliki
kebersamaan dengan Indonesia yang juga memiliki etnis Melayu. Ketiga, meskipun
Malaysia memiliki penduduk yang memeluk berbagai kepercayaan, Islam adalah
agama resmi di negeri tersebut mengingat sekitar 60,4 persen penduduknya
beragama Islam. Sementara itu, Indonesia yang memiliki penduduk muslim terbesar
di dunia secara resmi mengakui agama dan kepercayaan lainnya, seperti Kristen
Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selanjutnya, suku melayu
merupakan etnis mayoritas di Malaysia. Malaysia yang berakar pada etnis Melayu
memiliki kebersamaan dengan Indonesia yang juga memiliki etnis Melayu.
Walaupun Indonesia dan Malaysia
merupakan negara tetangga dan satu rumpun, namun potensi konflik antar dua
negara ini amatlah besar.Beberapa peristiwa seperti perlakuan terhadap para
pekerja Indonesia di Malaysia, kemudian klaim Malaysia terhadap produk budaya
dan karya Indonesia, selalu menimbulkan protes di Indonesia dan mengarah pada
ketegangan hubungan di kedua negara. Lebih dari itu, berhasilnya Malaysia
memenangkan kedaulatan terhadap pulau-pulau Sipadan dan Ligitan dan klaim
Malaysia terhadap wilayah laut blok Ambalat di Laut Sulawesi telah memacu
protes serius di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat
Indonesia sangat sering berselisih dengan Malaysia. Pemicu perselisihan
bermacam-macam dan silihberganti. Setidak-tidaknya yang masih diingat, setelah konfrontasi
Indonesia-Malaysia tahun 1963 - 1965, ialah masalah pulau Sipadan dan Ligitan.
Masalah tersebut banyak menyita perhatian masyarakat di keduanegara, karena
kasus ini dibawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda, dan dimenangkan
oleh Malaysia. Sampai sekarang, sebagian masyarakat Indonesia masih menganggap kedua
pulau itu adalah milik Indonesia yang dirampas oleh Malaysia melalui konspirasi
internasional. Masalah lain yang memicu terjadinya perselisihan yang tidak ada
habis - habisnya ialah penyiksaan terhadap tenaga kerja Indonesia ( TKI ),
insiden perairan Ambalat, klaim budaya, dan masalah paling terakhir ialah
insiden Tanjung Berikat.
Setiap
muncul persoalan antara Indonesia - Malaysia,media memberitakannya secara
berulang - ulang dancenderung provokatif karena menayangkan kembali peristiwa
lama yang penuh heroik seperti konfrontasi Indonesia - Malaysia tahun 1963 -
1965, penyiksaan para TKI yang terus berulang yang amat menyangkitkan hati
bangsa Indonesia, masalah pulau Sipadan dan Ligitan seperti dikemukakan diatas,
masalah klaim budaya dan lain sebagainya. Dampaknya amat negatif,
karenaperasaan benci ( tidak suka ) terhadap Malaysia, semakin tertanam dalam
memori kolektif sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap Malaysia
sebagai saudara serumpun yang memandang enteng, remeh, dan sombong terhadap
Indonesia. Ini persepsi masyarakat yang harus diteliti, dikaji, dan dipelajari
kebenarannya, kemudian diberikan solusi apa yang harus dilakukan untuk
menghilangkan persepsi negatif dan prasangka buruk tersebut.
2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Hubungan Indonesia Dengan Malaysia.
2.
Bagaimanakah
Permasalahan Hubungan Indonesia Dengan Malaysia Jika Dilihat Dari Sisi
Pancasila.
3.
TUJUAN
1.
Mengetahui
Hubungan Indonesia Dengan Malaysia.
2.
Menganilisis
Permasalahan Indonesia Dengan Malaysia Jika Dilihat Dari Sisi Pancasila.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN POLITIK LUAR NEGERI
Politik luar negeri adalah strategi
dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan
negara-negara lain atau pola perilaku yang digunakan oleh suatu Negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan
proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu. Menurut buku
Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia
(1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai “suatu kebijaksanaan yang
diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional
dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional”. Melalui politik luar negeri,
pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa”.
Dari uraian tersebut,dapat diketahui bahwa tujuan politik luar negeri adalah
untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai
keadaan negara di masa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan.
2.
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
Dasar - dasar politik luar negeri Indonesia tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. politik luar negeri mempunyai landasan yang kuat karena
berakar dari falsafah pancasila yang merupakan pencerminan cita-cita bangsa dan
harus dipatuhi secara setia, serta tidak boleh menyimpang dari pancasila. Adapun
landasan dari politik luar negeri adalah Pancasila dan UUD 1945. Sebagaimana
telah diuraikan terdahulu, rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV
Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar
negeri RI. Politik luar negeri indonesia adalah politik bebas aktif. Namun dari
rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik luar
negeri yang bebas aktif.
Politik luar negeri Indonesia dikenal dengan politik luar
negeri bebas dan aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional. Bebas,
artinya tidak memihak pada kekuatan kekuatan yang berhadapan untuk saling
menguasai.
Aktif, artinya Indonesia berperan secara aktif mengusahakan perdamaian dunia.Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif. Bahkan di belakang kata bebas dan aktif masih ditambahkan dengan sifat-sifat yang lain, misalnya anti kolonialisme, anti imperialisme. Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah : Bebas Aktif , Anti kolonialisme , Mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan Demokratis.
Aktif, artinya Indonesia berperan secara aktif mengusahakan perdamaian dunia.Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif. Bahkan di belakang kata bebas dan aktif masih ditambahkan dengan sifat-sifat yang lain, misalnya anti kolonialisme, anti imperialisme. Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah : Bebas Aktif , Anti kolonialisme , Mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan Demokratis.
3.
HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA DENGAN
MALAYSIA
Indonesia dan Malaysia telah
bekerjasama sejak lama.Berbagai kerja sama telah dilakukan Indonesia dengan
Malaysia hingga saat ini, sehingga tercipta hubungan baik diantara kedua
negara. Kerja sama yang dilakukan meliputi berbagai bidang antara lain di bidang
ekonomi, bidang pendidikan,bidang sosial,kerjasama anti teroris. Dalam bidang
pendidikan, antara Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan dengan mengadakan
pertukaran pelajar setiap tahunnya.dalam Bidang Ekonomi, banyaknya
investor-investor dari Malaysia yang berinvestasi di Indonesia telah sedikit
banyak membantu pemerintah Indonesia di dalam mengentaskan pengangguran.
Investor dari Malaysia banyak menanamkan investasinya dalam industri perkebunan
kelapa sawit.
Di bidang perkebunan kelapa sawit,
Indonesia-Malaysia telah setuju untuk memperkuat pasar, meningkatkan kapasitas
perdagangan, memfasilitasi praktik perdagangan yang adil, dan berpartisipasi
dalam misi investasi dan bisnis. Kedua negara saat ini menguasai 80 persen
produksi sawit dunia .Hal ini tentu menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Selain itu di bidang sosial, di Malaysia juga banyak di tempatkannya Tenaga
Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga(PRT), petugas
medis, pekerja bangunan serta tenaga profesional lainnya.dalam kerjasama anti
teroris, Indonesia dan Malaysia sepakat menjadikan terorisme sebagai musuh
bersama. Kedua negara bertekad memerangi teroris dengan melakukan pertukaran
intelijen dalam waktu dekat.
Pertukaran intelejen ini sangat
penting untuk menempatkan posisi kedua negara ke tempat yang lebih baik dalam
memerangi teroris yang mengancam negara. Misalnya Tentara Nasional Indonesia
dan Angkatan Tentara Malaysia kembali melakukan latihan gabungan yang
difokuskan terhadap pengamanan perbatasan kedua negara di wilayah Kalimantan.
Kedua negara bersepakat untuk berkoordinasi, beroperasi bersama tentang
keamanan di perbatasan kedua negara. Kerja sama ini dimaksudkan untuk
mewujudkan kondisi keamanan strategis kawasan kedua negara.
Pada bidang teknologi, di tahun 2002
Indonesia-Malaysia bekerjasama membuat satelit mikro, di bidang budaya, kedua
negara sering mengadakan festival budaya secara bersama – sama,mempromosikan
budaya masing-masing,serta melakukan hubungan diplomatik guna membahas
peningkatan kerjasama di bidang kebudayaan.
4.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI INDONESIA
MALAYSIA
Kerjasama yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia dalam
berbagai bidang tidak berjalan mulus,muncul permasalahan-permasalahan sebagai
berikut :
1.
Masalah
Perbatasan
a. Selat Malaka
Seperti halnya negara-negara yang
sedang berkembang lainnya di kawasan Asia, masalah perbatasan merupakan masalah
yang kerap dihadapi. Tumpang tindih pengaturan ZEE dengan beberapa negara
tetangga juga berpotensi melahirkan sengketa yang dapat mengarah pada konflik internasional.
Kaitannya dengan hubungan Indonesia-Malaysia, masalah perbatasan dapat terlihat
dalam kasus Selat Malaka dimana kawasan perairan tersebut diklaim oleh beberapa
negara yaitu Singapura, Malaysia, dan termasuk Indonesia. Kenapa Selat Malaka
begitu penting? Karena Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas perdagangan
yang menghubungkan antara negara-negara barat dengan negara-negara timur,
sehingga kawasan ini merupakan kawasan yang strategis bagi jalur perdagangan.
Masalah Selat Malaka sempat akan diinternasionalisasikan, namun tidak jadi
karena cukup negara-negara pantai yang menjaga perairan tersebut, yaitu
Singapura, Malaysia, dan Indonesia.Penjagaan Selat Malaka dilakukan dengan cara
masing-masing angkatan laut negara-negara pantai melakukan patroli bersama di
sekitar wilayah perairan selat Malaka. Hingga sekarang masih belum jelas status
daru Selat Malaka merupakan bagian dari wilayah negara mana.
b. Pulau Sipadan - Ligitan dan masalah
Ambalat
Negara Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dan terdapat pulau-pulau terluar yang
berbatasan langsung dengan Malaysia. Namun kondisi geografis tersebut kurang
diperhatikan oleh pemerintah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dari
Indonesia.
Hal ini terbukti dengan “hilangnya” Pulau
Sipadan-Ligitan, Sebenarnya skenario “pengambilalihan” Pulau Sipadan-Ligitan
telah dipersiapkan sejak lama oleh Malaysia tinggal menunggu waktu yang tepat
dan tiba-tiba pada tahun 2000 Malaysia membawa masalah Sipadan-Ligitan ke
International Court of Justice (ICJ) yang pada akhirnya dimenangkan oleh
Malaysia. Setelah mendapatkan Sipadan-Ligitan, Malaysia berambisi menduduki
Ambalat yang diduga mengandung minyak dan gas bumi yang nilainnya amat besar
mencapai miliaran dollar Amerika.Krisis hubungan ini dimulai sejak PETRONAS
(perusahaan minyak milik Malaysia) memberikan konsesi pengeboran minyak lepas
pantai Sulawesi yaitu di blok Ambalat kepada SHELL (perusahaan milik Inggris
dan Belanda) yang mengakibatkan hubungan Indonesia-Malaysia mengalami ketegangan
yang mencemaskan.
2.
Persoalan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Masalah tenaga kerja asal Indonesia,
khususnya TKI ilegal, telah sejak lama menjadi ganjalan dalam hubungan
Indonesia-Malaysia. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia adalah pemasok
tenaga kerja (baik legal, maupun ilegal) paling banyak ke Malaysia yang
rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik atau pembantu rumah tangga. Banyaknya
kejadian penganiayaan, pelecehan seksual, hingga tidak dibayarkannya gaji oleh
majikan,para TKI dihukum tanpa alasan yang pasti.ini merupakan masalah yang
kerap dihadapi oleh para TKI khususnya para TKI ilegal di Malaysia,yang tak
kunjung usai karena status mereka yang ilegal.
3.
Masalah
Ilegal Logging
Indonesia merupakan salah satu
negara yang mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat besar
khususnya adalah hutan yang dapat memberikan hasil-hasil hutan yang sangat
menjanjikan seperti kayu, rotan, dan lain-lain. Persoalan ilegal logging yang telah
lama terjadi di Indonesia mencuat kembali karena makin banyaknya kayu-kayu
Indonesia yang dicuri dan dibawa keluar negeri. Malaysia yang berbatasan
langsung dengan Kalimantan juga dianggap sebagai “pencuri” hasil hutan
Indonesia. Mafia-mafia kayu tersebut membawa kayu-kayu dari Indonesia dengan
cara membeli kayu dan membiayai pencuri kayu dari Kalimantan dan Papua, yang
kemudian makin maraklah ilegal logging yang didukung dana dari pengusaha kayu
Malaysia.
Dengan makin banyaknya kayu-kayu
yang dicuri, Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar karena kekayaan
alamnya telah dicuri oleh negara lain dan Karena kayu-kayu curian tersebut
dijual ke Eropa atau Jepang.Selain itu ilegal logging juga mengakibatkan
kerusakan lingkungan karena makin banyaknya penebangan liar dilakukan di
hutan-hutan Indonesia.
4.
Masalah
Asap Kebakaran Hutan
Dampak dari kerusakan hutan
Indonesia tak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri tapi juga oleh negara lain
termasuk Malaysia. Salah satunya adalah kebakaran hutan yang terjadi akibat
penggundulan hutan dan ditambah dengan fenomena El Nino yang menyebabkan
kekeringan sehingga menyebabkan kebakaran hutan yang hebat seperti di hutan
Kalimantan (kasus tahun 1994-1997) dimana asap dari kebakaran hutan tersebut
sampai terbawa ke negara tetangga karena tertiup angin. Karena luasnya wilayah
kebakaran hutan maka terbentuklah kabut asap yang hampir menutupi beberapa
daerah termasuk Malaysia. Selama kebakaran hutan di Indonesia terjadi, indeks
standar pencemaran udara di Malaysia mencapai titik yang membahayakan.
Awan tebal yang menyelimuti
disamping udara yang tidak sehat di wilayah tersebut menimbulkan kemarahan dari
masyarakat dan pemerintah Malaysia. Kabut asap mengganggu kegiatan sehari-hari
penduduk Malaysia seperti jarak pandang yang terbatas dan mereka harus
menggunakan masker jika mereka melakukan kegiatan diluar rumah.
5.
Masalah
Kebudayaan
Indonesia dan Malaysia memiliki
persamaan budaya, karena kedua negara berasal dari rumpun yang sama (Rumpun
Melayu). sering terjadi pengklaiman budaya dari pihak malaysia, misalnya
terjadi konflik akan lagu “Rasa Sayange” dikarenakan lagu ini digunakan oleh
departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia,
Pengklaiman “Batik “sebagai salah satu warisan kebudayaan bangsa oleh malaysia,
Pengklaiman seni “Reog ponorogo”, Pengklaiman alat musik “angklung”,dan contoh
yang terakhir yaitu” Tari pendet”.
5.
HUBUNGAN
MALAYSIA DENGAN INDONESIA BILA DILIHAT DARI SISI PANCASILA
1.
Sila ke 1 ketuhanan yang maha esa
Sebagai negara
yang mayoritas sama-sama memeluk agama
islam seharusnya Indonesia dengan Malaysia saling menghormati antara satu
dengan yang lain, agama lainpun tentu mengajarkan untuk menghormati antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain, dengan melihat aspek ini seharusnya
tali silaturahmi antar kedua negara semakin erat terjalin, tidak memaksakan kehendak seenaknya sendiri,
menghormati kedaulatan negara lain.
2.
Sila ke 2 kemanusiaan yang adil dan
beradab
Banyak TKI
indonesia yang meninggal di Malaysia, hal ini tentu sangat bertentangan dengan
sila kedua tentang keberadaban manusia, melihat hal yang semacam ini seharusnya
pemerintah Indoneia lebih tanggap menghadapi masalah ini karena hal semacam ini
sangat bertentangan dengan pancasila
yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
3.
Sila ke 3 Persatuan indonesia
Melihat dari
sisi sila ke tiga seharusnya hubungan antara indonesia dengan malaysia semakin
membaik, karena jika persatuan diterapkan pada indonesia dan malaysia maka yang
akan terjadi adalah kedamaian dan ketentraman antara kedua negara, bukannya
saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain yang akhirnya akan terjadi
permasalahan yang lebih rumit lagi.
4.
Sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Melalui
perwakilan masing-masing negara, Indonesia dan Malaysia seharusnya dapat
memecahkan masalah yang tengah dihadapi serta saling mengingatkan satu sama
lain., namun pada kenyataan yang terjadi, bangsa malaysia banyak sekali
melanggar kedaulatan bangsa Indonesia, mulai dari masalah perbatasan hingga
masalah kebudayaan, hal ini tentu sangat memalukan, seharusnya bangsa malaysia
menghormati bangsa indonesia dangan cara tidak melakukan hal yang semacam itu
yang dapat menyebabkan permasalahan antara kedua negara.
5.
Sila ke 5 keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia
Melihat
pancasila terutama sila kelima yaitu keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia
seharusnya hak asasi manusia Indonesia ditegakkan, namun kenyataan yang terjadi
keadilan belum terwujudkan hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga negara
Indonesia yang tidak mendapat keadilan di Malaysia, banyak warga Indonesia yang
teraniaya bahkan ada yang sampai meninggal, hal ini sangat bertolak belakang
dengan sila kelima.
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari analisa tentang hubungan antara Indonesia dan Malaysia,
dapat disimpulkan bahwa hubungan Indonesia dan Malaysia merupakan hubungan
Bilateral, yaitu hubungan antar dua Negara. Indonesia dan Malaysia merupakan
negara satu rumpun yang mempunyai beberapa kesamaan antara lain kesamaan dalam
bahasa dan suku, yaitu sama-sama menggunakan bahasa melayu dan juga dari suku
melayu. Namun dalam hubungan bernegara, tidak selamanya berberjalan terdapat banyak permasalahan
antara Indonesia dan Malaysia.
Dari permasalahan perbatasan
yang hampir mengarah pada konflik militer kemudian Persoalan TKI ilegal,
masalah pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia. Terkadang dalam suatu
konflik, satu aspek yang terkena konflik dapat merambat ke aspek-aspek lainnya.
agar tidak terulang lagi atau setidaknya mengantisipasi dan meminimalisir
konflik-konflk yang terjadi, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai
upaya untuk mengatasi konflik dan perlu meningkatkan posisi tawar (bargaining
position) Indonesia terhadap Malaysia. Segala upaya yang dilakukan bertujuan
agar kelak tidak ada lagi permasalahan yang mengganggu hubungan kerja sama
bilateral Indonesia-Malaysia.
2. SARAN
Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang satu rumpun
melayu. Namun, pada kenyataannya masih terdapat konflik antara Indonesia dan
Malaysia. Untuk itu, hubungan Indonesia dengan Malaysia perlu dieratkan, yaitu
dengan cara menjalin kerjasama yang baik dalam segala hal.
DAFTAR PUSTAKA
Terima kasih atas info nya
BalasHapusSama sama
HapusWooow
BalasHapus